Tadarus Ramadhan Sebagai Bekal Kaderisasi
Tadarus
Ramadhan Rayon Abu Nawas adalah sebuah bungkus wadah pembelajaran dalam rayon.
Dalam artian tadarus sering dimaknai sebagai proses pembacaan Al-Quran secara
bergantian dalam arti umum. Tapi ini sedikit berbeda karena yang disajikan
berbeda dari hal umum. Sedikit dari perbincangan dimana tadarus sebenarnya
secara bahasa berasal dari kata darosa-yadrusu yang artinya mempelajari,
meneliti, menelaah maupun mengkaji. Lalu ketambahan huruf Ta’ di depannya
sehingga menjadi tadaarosa-yatadaarosu, maka pemaknaannya bertambah menjadi
saling belajar atau mempelajari secara mendalam. Ramadhan itu sendiri adalah
bulan yang penuh berkah untuk melaksanakan sebuah ibadah dan mengharap sebuah
pahala. Secara mudahnya tadarus ramadhan ini adalah sebuah pembelajaran dalam
hal pengembangan keilmuan.
Pembahasan awal pelaksanaannya akan dilakukan melalui kegiatan secara offline dan dinamis. Karena melihat beberapa aspek yang harus menjadi sebuah pertimbangan dibulan ramadhan ini banyak kader yang sudah pulang ke rumah masing-masing, dsb. Maka kegiatan tadarusan ini bersifat dinamis, layaknya pada pertemuan pertama tadi yang awalnya akan dilaksanakan secara langsung tapi karena ada rahmad berupa hujan kegiatan langsung ini dialihkan kepada media daring berupa grub whatsapp ataupun google meet.
Tadarus Ramadhan jilid pertama ini dimulai tadi pada hari Jumat, 30 April 2021 pukul 15.40 wib. Mungkin untuk jilid selanjutnya akan sangat bersifat dinamis karena akan melihat situasi dan kondisi yang lebih memungkinkan bisa melalui daring maupun luring.
Bentuk
pelaksanaannya adalah berdiskusi dengan mengunakan kurikulum yang sudah dibuat
sebelumnya. Dalam berdiskusi ini peserta akan mempelajari sebuah keilmuan
terkait sospol dasar yang difasilitatori oleh pemantik yag sudah dimintai
tolong dari penanggung jawab.
Dalam hal
ini tadarus ramadhan dilakukan dalam menunjang keilmuan sosial secara mendasar
melalui pembelajaran yang sudah dirumuskan dalam kurikulum. Kegiatan ini adalah
bentuk dari kegiatan yang bersifat insidental dalam melakukan kaderisasi non
formal dalam menunjang keilmuan dari kader. Selain itu kaderisasi non formal
ini merupakan bentuk suplai dari pengurus untuk mempersiapkan jenjang
kaderisasi formal kedua dari PMII yaitu PKD. Dimana pkd itu sendiri merupakan
persiapan untuk menjadi kader yang siap memimpin bagi dirinya sendiri. Karena
belajar adalah sebuah persiapan bagi diri dalam melangkah kedepannya nanti.
#Penulis:
Alfi Sihab
Komentar
Posting Komentar