Sang Prajurit yang Menjadi Bijak Ketika Mau Mendengarkan
Dalam mencari
kebaikan itu memakai akal sehat atau akal yang jernih. Selama bertahun-tahun
akal tertumpuk dengan berbagai informasi. Hingga sudut pandang yang dilihatpun
tertutup. Layaknya orang yang sedang memakai kacamata hitam, maka melihat semua
hal adalah hitam. Ada orang yang memakai kacamata merah pun sama, pasti yang
dilihatnya merah. Karena hasil dari melihatnya sama-sama tertumpuk.
Kelompok Stoa mengingatkan bahwa mencari kebaikan itu melalui berfikir jernih. Zeno berkata, akal sehatlah yang menemukan kebaikan. Kejahatan itu muncul disaat orang tidak mau berfikir. Karena yang bisa menemukan mana baik ataupun buruk itu akal jernihmu.
Kata Kelompok Stoa, kenapa bukan perasaan ataupun emosi, kata mereka kedua hal itu memiliki kecenderungan yang subjektif, dikhawatirkan muncul keterbalikan yang baik jadi buruk dan yang buruk jadi baik.
Seperti ada seorang pria yang memiliki pacar dan sang pria bertanya kepada temannya terkait cantik atau tidaknya. Menurut sang teman, pacar dari temannya cantik tapi masih ada yang lebih cantik layaknya artis. Tapi sang teman tetap memuji sang pacar karena dia cantik. Disini ada kecenderungan jika memakai perasaan ataupun emosi. Maka layaknya mencari kebaikan, yakni memakai akal yang jernih dan bersih. Lah, rasa itu pun sama memiliki kecenderungan.
Ada cerita terkait seorang prajurit dan gurunya tentang mencari kebijaksanaan. Maka terjadilah obrolan singkat antar guru dan prajurit.
"Guru, aku ingin membeli kebijaksanaan paling mahal."
"Iya, akan ku berikan kau kebijaksanaan paling mahal."
"Nanti jika kau akan mengambil sebuah keputusan maka majulah 3 langkah dan mundur lah 3 langkah."
"Apakah itu yang paling mahal guru?"
"Iya, silahkan dicoba!"
Maka sang prajurit pun pulang ke rumah. Saat sampai di depan rumah, sang prajurit melihat sandal yang tidak familiar. Sang prajurit pun langsung berfikiran buruk dan langsung masuk kamar. Di dalam kamar pun ternyata memang benar dugaan sang prajurit bahwa ada istri dan orang lain entah itu siapa, karena tidak terlihat mukanya yang sama-sama masih tertidur pulas.
Sang prajuritpun langsung mengambil pedang dan mau membunuh orang lain tersebut. Ternyata sang prajurit ingat akan kebijaksanaan yang dia beli kepada gurunya agar maju 3 langkah dan mundur 3 langkah. Sang prajurit pun berjalan maju, di sela melangkah ke belakang, sang istri terbangun dan seorang yang tidak dikenalpun ikut terbangun. Ternyata dia adalah saudara sang istri.
Nasihat dari hal tersebut, mari kita berfikir terlebih dahulu dengan akal sehat. Berfikirlah 3 langkah kedepan dan 3 langkah kebelakang ! Jangan langsung mengambil keputusan.
Maka
pakailah akal sehat ! Dan jangan takut untuk memberikan pertimbangan. Lebih
baik melihat pertimbangan paling buruk yang akan terjadi, agar tidak kecewa di
kemudian nanti. Karena menurut Rene Descarts, COGITO ERGO SUM (jika kau
berfikir, maka kau ada). ✨
#Penulis:
Yon Alfi
#Editor:
Sayid
Let's get connected for our updates ! 🤗
koprirayonabunawas@gmail.com
rayonabunawaskediri.official@gmail.com
Komentar
Posting Komentar