Quarter Life Crisis
Teman-teman
mahasiswa baru tentu mengalami masa transisi. Semenjak di bangku SMA kemudian
di bangku perkuliahan, tentu yang terjadi sangatlah berbeda. Ketika
membicarakan siswa, wilayah yang biasa digunakan adalah kepatuhan, yang
disampaikan oleh guru kemudian didengarkan dan dijalankan oleh siswa. Istilahnya
“Guru itu digugu dan ditiru”.
Itu berbeda
dengan proporsi dari mahasiswa. Mahasiswa erat dengan independensi, erat
kaitannya dengan wilayah yang punya landasan berpikir secara individu dalam
menentukan hal-hal yang akan dicapai.
Biasanya,
masa transisi dari SMA menuju perkuliahan sering ditandai dengan Quarter life crisis (krisis di
remaja akhir menuju dewasa awal). Dalam psikologi, krisis ini mempunyai implikasi yang sangat jelas. Salah satunya adalah kebingungan
mencari tujuan. Tidak semua yang berkuliah memiliki orientasi akademis. Sebagian
dari mereka adalah orang yang kehilangan identitas, kehilangan orientasi dalam
perkuliahan.
Selain itu,
ditandai dengan krisis pertemanan. Pasti kawan-kawan masih dalam proses
adaptasi mencari teman yang cocok. Itu salah satu dari implikasi quarter life crisis. Sehingga cenderung individualis, jarang
bersosial. Ini sangat kontras dengan hakikat manusia. Manusia adalah makhluk
yang bersosial.
Oleh karena
itu, organisasi sebagai wahana mempersatukan ide, berkomunikasi secara masif
untuk menentukan tujuan. Baik tujuan secara organisasi atau tujuan secara
individu.
Organisasi
memberikan arahan baik secara personal maupun kelembagaan, termasuk juga
tugas-tugas perkuliahan, sehingga terwujud hakikat kita sebagai manusia,
makhluk yang bersosial.
Jangan
hanya berpikir bagaimana menyelesaikan perkuliahan saja, tetapi bagaimana
mengembangkan potensi, kapasitas individu. Kalau tidak meningkatkan potensi,
gelar S1 sia-sia saja. Karena tidak memiliki tendensi selain daripada ijazah.
Organisasi
membantu mewujudkan tridharma perguruan tinggi. Pendidikan, penelitian,
pengabdian terhadap masyarakat itu terinternalisasi dan teraktualisasi di
organisasi. Mahasiswa seringkali suka ngopi, tetapi tidak membicarakan
persoalan kepentingan bersama, hak bersama, kepentingan negara. Temukan lah
kompetensi, jangan hanya bermodalkan ijazah...!
#Esensi sambutan dari Sahabat Misbahul Mustofah (Ketua Komisariat Sunan Ampel Kediri Masa Khidmat 2021-2022) di agenda "Diklat Makalah" oleh Rayon Abu Nawas
Komentar
Posting Komentar