Peran ASWAJA dalam Menyikapi Rawannya Diskriminasi Gender di Era Masa Kini

 


Hallo Sahabat-sahabati Rayon Abu Nawas...

Pada hari Sabtu, 26 November 2022 Rayon Abu Nawas menggelar diskusi ASWAJA dengan tema yang keren abis nih. "Peran ASWAJA dalam Menyikapi Rawannya Diskriminasi Gender di Era Masa Kini", yang pada kesempatan kali ini disampaikan oleh pemateri yang nggak kalah keren, Sahabat Saddad Muhibbi.

Apa sih Gender itu?

Gender adalah konsep-konsep yang menerangkan persamaan ataupun perbedaan antara laki-laki dan perempuan.

Kesenjangan gender mulai terjadi pada zaman Nabi Musa 'alaihissalām, pada saat itu raja Fir'aun bermimpi bahwa akan ada seorang anak laki-laki yang akan menghancurkan kerajaannya. Sejak saat itu raja Fir'aun memerintah prajuritnya untuk menyembelih setiap bayi laki-laki dan membiarkan anak perempuan tetap hidup. Berbeda dengan zaman Rasulullah SAW, jika pada zaman Nabi Musa kesenjangan gender yang terjadi adalah mendiskriminasi kaum laki-laki. Maka, kesenjangan gender pada zaman Rasulullah adalah mendiskriminasi kaum perempuan.

Pada zaman Rasulullah, setiap bayi perempuan yang lahir akan dibunuh dengan cara dikubur hidup-hidup. Mereka menganggap bahwa perempuan itu tidak bisa diandalkan, perempuan dianggap lemah, perempuan tidak bisa berbuat apa-apa.  Sebaliknya, jika yang lahir anak laki-laki maka mereka akan sangat merasa bangga.

Akan tetapi, dalam islam tidak ada kesenjangan gender, yang menjadi kesenjangan gender tersebut adalah pikiran-pikiran manusia yang tidak mempercayai dan memahami dalil-dalil Al-Qur'an. Seperti halnya yang disebutkan dalam Surah An-Nisa' ayat 34

اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ

Dengan ayat tersebut mereka menganggap bahwa laki-laki itu lebih tinggi daripada perempuan. Padahal kenyataannya bahwa islam itu adil, islam tidak membeda-bedakan antara laki-laki & perempuan, semua telah diatur sesuai dengan porsinya masing-masing.

Dalam Surah An-Nahl ayat 97 pun dijelaskan,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Yang artinya, Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Selain itu pula kini muncul permasalahan jika wanita selalu ingin diistimewakan. Hal tersebut pun kemudian bisa saja mengundang diskriminasi gender bagi kaum laki-laki karena beberapa opini yang berpendapat bahwa wanita lah yang selau disakiti dan perlu dilindungi hingga keberadaan laki-laki dianggap sebagai sosok yang harus selalu mengalah.

Jika kita sandingkan dengan konsep kesetaraan, tidak semua hal bisa dianggap setara dalam masalah gender. Sebab memang antara laki-laki dan perempuan sudah diatur oleh Al-Qur'an porsinya masing-masing. Ada pekerjaan yang memang harus diduduki laki-laki dan tidak bisa diduduki perempuan begitu pun sebaliknya.

Jadi sekiranya seperti itulah hasil bincang dan sharing sahabat-sahabati Rayon Abu Nawas pada diskusi Aswaja kali ini. harapan dari diskusi ini semoga dapat membawa manfaat bagi setiap yang hadir serta semoga bisa menjadi amal jariyah kita semua.

 

Salam Pergerakan! 

.

.

.

 #Written by: Siti Munawaroh & Wildatul Aksya


Untuk informasi agenda menarik lainnya, pantau terus media sosial kami

Instagram KOPRI & Instagram Rayon & Youtube 🖊️

Komentar

Postingan Populer