Ormas berstandar SNI? Emang Ada?

 


Salah satu doktrin Syiah yang keji dalam hal ini terdapat di dalam kitab tafsir mereka, Minhajus Shadiqin, yang dikarang oleh Fathullah al-Kasyani. Disebutkan di dalamnya, “Barang siapa melakukan nikah mut’ah sekali, akan dibebaskan sepertiga tubuhnya dari api neraka. Barang siapa melakukan nikah mut’ah dua kali, akan dibebaskan dua pertiga tubuhnya dari api neraka. Barang siapa melakukan nikah mut’ah tiga kali, akan dibebaskan seluruh tubuhnya dari api neraka.”

Tetapi orang syiah sendiri jika memiliki anak perempuan, anak perempuan tersebut dilarang nikah mut’ah. 

Aliran Syiah, HTI, Ahmadiyah, Gafatar, Ahmad Mushoddiq, di Jombang ada orang yang mengaku Nabi Isa dan setelah diklarifikasi mengaku sebagai Imam Mahdi. Sangat bermacam-macam aliran sekarang. Aliran sesat itu rata-rata produk impor. Berbeda dengan NU & Muhammadiyah, keduanya merupakan produk lokal, memenuhi standar SNI, aman, tidak mudah mengkafirkan orang, guru-gurunya lurus sampai Kanjeng Nabi (tidak ada yang diselewengkan). KH Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan satu guru di KH Sholeh Darat (Makamnya di Semarang).

KH Sholeh Darat dalam sebuah literatur kecil disebutkan bahwa beliau guru ngaji R. A. Kartini dan ini tidak pernah disebutkan dalam sejarah, karena oknum-oknum setingkat birokrasi pusat tidak suka Islam bisa berkembang. Misal di buku LKS yang lebih menonjol cerita “Perjuangan arek-arek suroboyo 10 November” daripada “Resolusi Jihad 22 Oktober” padalah pergerakan arek-arek suroboyo berawal dari Resolusi Jihad. Jika tidak berhasil menghilangkan jejak islam, oknum tersebut menghancurkan islam dari dalam yakni dengan memasukkan aliran-aliran sesat.

Guru yang kedua adalah Syekh Mahmud Al-Turmusy (Tremas, Pacitan). KH Sholeh Darat dan Syekh Mahmud al-Turmusy memiliki guru yakni kakek buyut KH Ma’ruf Amin, Syekh Nawawi al-Bantani. Syekh Nawawi al-Bantani berguru ke Syekh Ahmad Khatib Sambas yang berguru ke Mbah Kyai Zaini Dahlan yang merupakan murid dari Syekh Al-Bajuri. Syekh Al-Bajuri murid dari Sykeh al-Dasuqi yang berguru kepada Imam Sanusi, beliau murid dari al-Duddin al-Majri ➡️ Abdul karim Syahrostani ➡️ al-Ghozali ➡️ Imam Juwaini al-Haromain ➡️ Abdullah Abu Bakar al-Baqilany ➡️ Abdullah al-Bahiliy ➡️ Abu Hasan Ali al-Asy’ariy ➡️ Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam.

Geanologi atau rangkaian sanad keilmuan tidak ngawur, NU & Muhammadiyah bukan aliran sesat. Sanad keilmuan Rasulullah yakni dari malaikat Jibril, dan malaikat Jibril dari Allah subhanahu wata’ala.

Hasortus Syaikh mendirikan NU bukan tanpa alasan yang jelas, beliau dan teman-temannya pernah memprotes raja arab, Negeri Arab saat itu sedang di kuasai wahabi. Rasulullah bukanlah wahabi tetapi islam yang Ahlu Sunnah Wa al-Jama’ah.

Raja  yang bernama Syarif Husain akan dibunuh saudaranya yang bukan orang sunni, Ibnu Saud (pengikut Muhammad ibn Abd al-Wahhab). Syarif Husain pun meninggalkan Makkah, mengungsi ke Yaman.

Wahabi pun menguasai Makkah, mereka suka menghilangkan sejarah, makam para shohabat dihancurkan dan diratakan, rumah sayyidah ‘Aisyah dijadikan toilet umum. Hadrotus Syaikh mengirim muridnya yang bernama KH Wahab Hasbullah (Jombang), Raden Asnawi (Kudus), Syekh Ghonaim al-Misri (Mesir) untuk memprotes wahabi di Makkah karena banyak makam para shohabat yang dihancurkan.

Ahlu Sunnah wal Jamaah bukan hanya cukup di pikiran saja, hanya pada omongan dan tata cara beribadah, tetapi harus dibentuk secara sistematis yakni organisasi, kekuatan besar, adidaya yang bisa mengcover semua umat, menjaga panji-panji Rasulullah, dan terbentuklah Jam’iyyah Nahdhotil Ulama’.

Hadrotus Syaikh lahir di Jombang yang daerah pedesaan, makanya rata-rata orang desa itu NU, suka kundangan, kenduren, mangan berkat. Sedangkan KH Ahmad Dahlan lahir di kota, tepatnya di desa kauman, Yogyakarta. Salah satu masjid yang pernah dijumpai beliau adalah Masjid Jogokariyan. Bapak dari KH Ahmad Dahlan adalah khotib masjid di Keraton Yogtakarta, beliau bernama KH Abu Bakar. KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari sama-sama dilahirkan dalam keadaan Indonesia masih terjajah dan dilahirkan dari kalangan keluarga yang basicnya Kyai.

Ibu KH Hasyim Asy’ari adalah Nyai Nafiqoh, anak dari KH Ilyas atau nama lainnya KH Ya’qub. KH Ya’qub adalah anak dari KH Qoluby. Anak dari KH Tafsir Anom, anak dari KH Ma’lum, anak dari KH Makhdum, anak dari Nyai Ageng Alap-alap yang punya bapak bernama Raden Gareng (makamnya di Madiun). Itu nanti sampai kepada Joko Tingkir, lalu kepada Syekh Mursyid Raden Patah Anom.

Jiwa leadership KH Ahmad Dahlan sudah nampak sejak kecil, teman-temanyya selalu bermain ke rumahnya untuk mendengar cerita dari beliau. Bisa ditinjau bahwa dia nanti adalah seorang orator yang unggul. Hingga beliau bisa mendirikan organisasi terbesar kedua di Indonesia, Muhammadiyah.

Ketika berumur 15 tahun diajak beribadah haji. KH Hasyim Asy’ari tertarik keilmuan-keilmuan yang ada di Negeri Arab. Kyai-kyai di sana berjubah sedangkan di Indonesia para kyai memakai sarung. Mayoritas orangnya pun berjenggot. Beliau bertanya kepada Muhammad Abduh tetapi belum puas, lalu bertanya kepada guru Muhammad Abduh yakni Jamaluddin al-Afghony. Beliau kurang puas, kemudian bertanya kepada temannya Muhammad Abduh yakni Rasyid Ridho. Dari situlah beliau mempelajari pemikiran-pemikiran Islam ala Barat.

Melakukan hal-hal yang tidak diterangkan di al-Qur’an dan Hadis, KH Ahmad Dahlan tidak menyukai hal itu. Ziarah kubur, mengirim doa kepada mayit, tahlilan, manaqiban dan lain sebagainya. Orang Islam tidak boleh stagnan. Itulah pemikiran KH Ahmad Dahlan.

KH Ahmad Dahlan juga berjuang menegakkan islam sebagaimana KH Hasyim Ar’ariy melalui majelis tabligh, tausiyah, sedangkan di NU bernama mauidhoh hasanah. Orang Muhammadiyah jika memulai suatu acara dengan membaca basmalah dan penutupan dengan hamdalah, sedangkan orang NU dengan membaca al-Fatihah begitu juga saat penutupan.

Khas NU menutup dengan والله الموفق إلى أقوام الطريق (Wa Allāh al-Muwāfiq ila Aqwām al-Tharīq) Sedangkan Muhammadiyah dengan نصر من الله وفتح قريب (Nasrun min Allāh wa Fat-hun Qorīb). Perbedaan itu bukan sesat tetapi khazanah, ciri khas.

KH Marzuki Mustamar mengatakan bahwa sebenarnya Muhammadiyah yang dahulu doyan ziaroh kubur, mengirim doa kepada mayit, tahlilan, manaqiban, tetapi regenerasi para putra beliau yang meniru caranya mencari ilmu di luar negeri yang akhirnya berubah paham, di antaranya KH Mas Mansoer. Ada juga orang muhammadiyah yang menyukai adat-istiadat NU, yakni Buya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka). KH Marzuki Mustamar pernah berkata “Semua akan NU pada waktunya.”

Orang NU berkembang dengan pesantren-pesantren sedangkan Muhammadiyah dengan mendirikan universitas, rumah sakit, dll. NU memiliki forum Bahtsul Masail sedangkan Muhammadiyah memiliki forum Majelis tarjih.

Muhammadiyah condong ke Wahabi karena di akhir kepemimpinan (KH Ahmad Dahlan dan Buya Hamka), Muhammadiyah sedikit kemasukan Wahabi. Kepemimpinan dipegang orang yang basic pendidikan murni dari Negeri Barat, pemikiran pembaharu Islam, mereka mengambil dari kitab Ibnu Taimiyah yang  merupakan anak junjungan Muhammad bin ʿAbd al-Wahhāb (penulis kitab Fatawa al-Kubro). Ibn Taimiyah mempunyai murid bernama Ibnu Qoyyim al-Jauziyah. Kita harus jeli memilih buku, paham bagaimana redaksinya, tidak sekedar judulnya bagus, karena tulisan bisa menyugesti pembaca. Begitu Abdullah ibn Baaz, Imam al-Utsaimin.

Oleh karena itu, berguru itu harus jelas. Dalam hal Aqidah cuma 2 yaitu Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturidi. Dalam fiqih harus mengambil dari salah satu imam empat (Imam Hanafi, Maliki, Syafii, Hambali). Dalam Tasawuf yakni Imam Ghozali dan Imam Junaid al-Baghdadi. Jika keluar dari beliau semua maka bukan NU lagi dan akan terhanyut pemikiran orang-orang Barat.

Masjid Jogokaryan tidak begitu bagus tetapi sangat terkenal, setiap sabtu dan ahad ada semacam CFD yang mengurusi yakni pihak masjid sendiri. Setiap jamaah mendapat kupon seharga 10 ribu untuk kemudian bisa digunakan membeli makanan di sekitar masjid, dan jika ada kembalian pun benar-benar dikasih uang tunai. Itulah termasuk syiar Muhammadiyah di Yogakarta.


#Pemateri: Sahabat Saddad Muhibbi

#Diskusi Agama


✅ Come on, follow our social media! 
koprirayonabunawas@gmail.com
rayonabunawaskediri.official@gmail.com

Komentar

Postingan Populer